TARAKAN – Merayakan 25 November para guru seluruh Indonesia hari ini mempeingati perayaan hari guru nasional, namun perayaan hari guru belum yang dirayakan setiap tahun, belum memberikan dampak kepada guru honore lantaran masih menerima upah cukup minim.
Mrlihat kondisi itu, Akademisi Pendidikan Universitas Borneo Tarakan Dr Suyadi M.Ed menerangkan minimnya upah guru honorer sangat berpotensi berdampak besar bagi kualitas penddikan di Indonesia. Menurutnya seseorang yang bekerja di bawa bayang-bayang kesulitan hidup akan sulit meningkatkan kinerja lantaran ada tanggung jawab lain yang membebani pikirannya.
“Yang jelas, kalau untuk kehidupannya saja masih kurang, bagaimana mereka mau maksimal kalau kebutuhannya sehari-hari tidak tercukupi. Sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja seorang guru karena fokusnya harus terbagi,”ucapnya, (24/11/2021).
Oleh sebab itu, ia menerangkan peningkatan kualitas berbagai sektor tidak lahir tanpa adanya jaminan kepada seorang pekerja. Sehingga menurutnya hal itu tidak hanya berlaku pada guru honorer melainkan pada semua profesi.
“Bukan hanya guru honorer, begitu pun dengan profesi lain ketika upah yang diberikan di bawa standar maka hal itu sulit membuat mereka bekerja maksimal. Apalagi menuntut soal kinerja mereka pasti melakukan ala kadarnya. Selama guru honorer masih mendapat gaji tidak manusiawi maka jangan harap kualitas pendidikan kita mengalami peningkatan,”tuturnya.
Kendati begitu, ia mengakui jika upah bukanlah indikator satu-satunya dalam kinerja. Lanjutnya, komitmen dan penjiwaan merupakan salah satu indikator meningkatnya kualitas guru.
“Tapi kembali lagi, tapi itu bukanlah tolak ukur pertama. Sebuah komitmen menjadi hal yang sangat penting. Karena menjadi seorang guru merupakan tugas mulia dan membutuhkan niat yang tulus dalam pengabdiannya. Tapi memang kembali lagi hidup di saat ini juga harus realistis,”tukasnya.
“Tuntutan perkembangan zaman kan sangat cepat sehingga guru harus siap mengupdate pemahamannya. Kalau tidak adanya niat dan jiwa Tutwuri Handayani pada seorang guru, maka upah berapa pun hal itu tidak mempengaruhi kinerjanya,”sambungnya.
Dijelaskannya, tanggung jawab guru tidaklah mudah. Guru harus dapat memberikan didikan siswa secara efektif, kognitif daj Psikomotorik. Oleh sebab itu, hal itu bisa tercipta di tangan guru berkualitas.
“Karena tugas seorang guru tidak mudah, guru harus mendidik siswanya 3 aspek yakni efektif, Kognitif dan Psikomotorik. Selama ini saya lihat fokusnya pada kognitif saja,”terangnya.
“Persoalan ini memang sudah menjadi persoalan nasional. Tapi setidaknya pemerintah daerah bisa menjalankan kebijakan khusus untuk membuat kualitas pendidikan di daerah berinovasi,”lanjutnya.