TARAKAN – Setelah aksi pertama tidak membuahkan hasil, kini Aliansi Masyarakat Kecil melakukan aksi Jilid II dengan kembali membawa tuntutam yang sama. Namun aksi kali ini cukup berjalan tertib dan akhirnya puluhan mahasiswa dapat berdiskusi kepada mahasiswa secara langsung.
Dalam diskusi, salah seorang mahasiswa yakni Ketua PC PMII Tarakan, M. Nizam menyoroti kenaikan tarif yang baru saja dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Kota Tarakan. Menurutnya, saat ini Perumda seakan menjalankan bisnis kepada masyarakat.
“Saya ingin menyoroti soal PDAM yang katanya untung, terkait Perda Nomor 6 yang baru pagi tadi terjadi, sebuah hal dari PDAM menyoal dividen, tapi di sisi lain tidak menggunakan logika bisnis, ada keuntungan menyumbang ke kas daerah tapi ada kenaikan tarif,” ungkapnya, Selasa (1/3/2022).
Ia menceritakan, kenaikan tersebut hampir menyentuh 70 persen. Sehingga menurutnya hal ini cukup mencekik masyarakat di tengah ekonomi yang sulit.
“Masyarakat agak kaget, yang tadinya bayar Rp30 ribu jadi Rp100 ribuan bahkan lebih, memang kami harus akui intensitas air lebih kencang dari sebelumnya,” katanya.
Ia menjelaskan, sebagai mahasiswa pihaknya hanya bisa berharap kepada DPRD, khususnya Komisi II untuk dapat kembali melakukan pengkajian dalam segi akademisi.
“Mohon dikaji lagi apakah kenaikan tarif sudah sesuai dengan pendapatan masyarakat, ini bentuk pengawasan yang perlu dipertanyakan,”pintanya.
Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Tarakan, M. Yunus mengungkapkan jika pihaknya berencana melakukan pemanggilan PDAM jika memang masyarakat merasakan keluhan. Kendati begitu, ia cukup mengapresuasi PDAM saat ini yang berhasil mencatat sejarah dengan memberi masukan bagi PAD,
“Kita akan evaluasi kan nanti pihak PDAM kalau masyarakat memang mengeluhkan dengan harga dan tarif yang ditentukan,” sanahnya.