TARAKAN – Pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan periode 2024-2029 dihadiahi aksi demo oleh mahasiswa.
Setelah sempat tertunda, 30 Anggota DPRD Tarakan hasil Pemiihan Umum (Pemilu) 2024 akhirnya dilantik oleh Ketua Pengadilan Negeri Tarakan di Gedung Serbaguna Kantor Wali Kota Tarakan, Jumat (23/8/2024).
Namun, kebahagiaan mereka sedikit terganggu. Pasalnya, di saat bersamaan dan tidak jauh dari lokasi pelantikan, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Tarakan, menggelar aksi demo menolak pengesahan revisi Rancangan Undang-Undang Pilkada.
Massa sendiri ingin menyampaikan aspirasinya kepada anggota DPRD Tarakan yang baru dilantik. Karena itu, massa bergerak menuju Kantor Wali Kota Tarakan, tempat dilangsungkannya pelantikan.
Akan tetapi langkah massa dihadang aparat kepolisian di Jalan Pulau Kalimantan tepatnya di perempatan eks Hotel Elmi. Massa pun hanya bisa beroperasi di lokasi itu sambil menuntut dihadirkannya anggota DPRD Tarakan.
Setelah mengikuti pelantikan, sejumlah anggota DPRD Tarakan datang menghampiri massa di lokasi demo.
Tampak Ketua DPRD Tarakan sementara, Muhammad Yunus, Barokah dan Muhammad Safri hadir di tengah pendemo dan aparat kepolisian.
Sayangnya, kehadiran mereka tidak diterima massa yang justru minta dihadirkan seluruh anggota DPRD Tarakan.
“Kami tidak ingin dimulai pembicaraan ini kalau seluruh anggota dewan yang dilantik tidak hadir bersama,” pinta salah satu mahasiswa dalam orasinya.
Permintaan itu tidak bisa dipenuhi Ketua DPRD Tarakan Sementara, Muhammad Yunus. Pasalnya sebagian anggota dewan sudah pulang ke rumah usai pelantikan. Ia pun hanya bisa menampung aspirasi massa.
“Aspirasi-aspirasi adik-adik silahkan sampaikan. Nanti kami akan diskusikan dan meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi,” tutur Muhammad Yunus menanggapi permintaan mahasiswa.
“Kalau untuk menghadirkan semua, karena sebagian telah balik ke rumah, bukan karena tidak mau. Bukan kita tidak hargai karena ini baru pelantikan,” lanjut politisi Partai Gerindra itu
sebagian telah balik ke rumah, bukan karena tidak mau. Bukan kita tidak hargai karena ini baru pelantikan,” lanjut politisi Partai Gerindra itu.
Menurut Yunus, anggota dewan bukan tidak ingin menemui massa. Akan tetapi agenda hari itu hanya menghadiri pelantikan. Sementara ia mengaku belum menerima surat akan rencana aksi demo tersebut.
Muhammad Yunus bersama beberapa anggota DPRD Tarakan lainnya akhirnya meninggalkan lokasi demo karena massa tidak menerima dengan sikap anggota DPRD Tarakan itu. Massa pun membubarkan diri setelah membacakan pernyataan sikapnya.