TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat pada Oktober 2024, arus uang keluar (outflow) sebesar Rp 245,37 miliar atau terkontraksi sebesar -1,17 persen (yoy). Sementara arus uang masuk (inflow) sebesar Rp79,29 miliar atau terkontraksi sebesar-47,74 persen (yoy).
Jika dibandingkan dengan September lalu, terjadi penurunan. Dimana pada September 2024, arus uang keluar (outflow) sebesar Rp250,45 miliar atau tumbuh sebesar 22,56 persen (yoy).
Kepala KPwBI Kaltara, Wahyu Indra Sukma mengatakan, Bank Indonesia secara teratur melakukan dropping dan penarikan uang, termasuk uang tidak layak edar pada tiga Kas Titipan Bank Indonesia yakni Tanjung Selor, Malinau, dan Nunukan, sesuai kebutuhan untuk memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar.
Sementara itu, Inflasi Provinsi Kalimantan Utara pada Oktober 2024 tetap terjaga pada kisaran target 2,5±1 persen
Berdasarkan data BPS, gabungan 3 tiga kabupaten/kota IHK Kaltara pada Oktober 2024 tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,09 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi Gabungan 3 (tiga) kabupaten/kota IHK Provinsi Kalimantan Utara tercatat sebesar 2,20 persen(yoy), lebih tinggi dari capaian nasional yang mengalami inflasi sebesar 1,71 persen (yoy).
Wahyu mengatakan Inflasi month-to-month Gabungan 3 (tiga) kabupaten/kota IHK Provinsi Kalimantan Utara pada Oktober 2024 mayoritas didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau terutama pada komoditas Ikan Bandeng/Ikan Bolu (andil 0,07 persen), Emas Perhiasan (andil 0,04), Kopi Bubuk (andil 0,04 persen), Telur Ayam Ras (andil 0,03 persen) dan Nasi dengan lauk (andil 0,02 persen).
“Kenaikan pada komoditas Ikan Bandeng/Ikan Bolu disebabkan oleh peningkatan permintaan, sedangkan kenaikan pada komoditas emas dunia sejalan dengan tren kenaikan harga emas dunia yang terus berlanjut, kemudian kenaikan pada kopi bubuk dikarenakan menurunnya produksi kopi negara Vietnam dan Brazil.” katanya.
Di sisi lain, inflasi pada bulan laporan tertahan deflasi pada komoditas Cabai Rawit (andil -0,03 persen), Tomat (andil -0,02 persen), Semen (andil -0,02 persen), Bensin (andil -0,02 persen) dan Labu Kuning/Manis (andil -0,02 persen).
“Penurunan harga pada komoditas Cabai Rawit dan Tomat disebabkan oleh melimpahnya stok yang datang dari Sulawesi, kemudian pada komoditas Semen disebabkan oleh oversupply ketersedian semen di tingkat nasional,” ucapnya.