SISI keibuan seorang Rahmawati Zainal SH tersentuh ketika mendengar informasi mengenai keadaan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia. Setiap hari, anak-anak ini menempuh jarak 20 kilometer berjalan kaki untuk pergi pulang ke sekolah mereka. Berikut liputannya.
Ingin membuktikan hal ini, pada Kamis (6/6) pagi, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Utara (Kaltara) ini menyambangi Kampung Sungai Limau, Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah. Matahari baru naik ke cakrawala ketika Bunda Rahma (sapaan akrabnya) tiba di kampung yang sarat dengan pohon sawit ini.
Dengan sabar, ia menunggu para siswa yang bersekolah di SDN 005 Sebatik Tengah ini lewat. Akhirnya ketika jam hampir menunjukan pukul 07:00 pagi, terdengar sayup-sayup suara anak-anak ini dari kejauhan. Tak lama, satu-persatu mereka muncul di jalan yang tertutup rimbun pohon sawit.
“Selamat pagi. Sini nak, Bunda ada hadiah untuk kalian,” sapa Rahmawati. Sambil membagikan susu kemasan, istri Gubernur Kaltara ini berbincang dengan mereka. Dengan baju yang basah karena cucuran keringat dan nafas tersengal, raut kaget bercampur gembira terlihat dari wajah mereka.
Sambil berjalan pelan mengiringi anak-anak ini, Rahmawati mendapati fakta mengharukan saat berbincang dengan mereka. Di mana banyak anak yang tidak sempat sarapan atau mengantongi uang sangu untuk jajan di sekolah.
Dari Bergosong (Malaysia), kawasan kebun sawit tempat orang tua mereka bekerja, anak-anak ini sejak pukul 05:30 sudah berangkat sekolah berjalan kaki. Jarak ke sekolah mereka 10km melintasi jalan tanah perkebunan berkontur naik turun bukit.
“Saya terharu sekali dengan perjuangan anak-anak ini untuk bisa bersekolah. Dengan segala keterbatasannya, mereka masih bersemangat setiap harinya berjalan kaki puluhan kilometer. Ini akan menjadi perhatian bagi saya untuk memperbaiki keadaan ini,” kata Rahmawati.
Kasih sayang Rahmawati nampak ketika dengan tulus ia mengelap keringat dari wajah anak-anak yang duduk di kelas 1-5 ini. Ia juga sudah menyiapkan sejumlah mobil untuk mengantar mereka ke sekolah.
Ketika ditanya cita-cita mereka kelak ketika besar, mayoritas menjawab ingin menjadi polisi atau tentara. “Sejak usia seperti ini, mereka sudah tumbuh semangat nasionalisme yang tinggi, hingga bercita-cita menjadi polisi dan tentara yang menjaga negara kita. NKRI harga mati walau orangtuanya mencari nafkah di negara tetangga,” ujarnya.
Di sekolah mereka, kedatangan Rahmawati disambut hangat oleh anak-anak lain dan para guru. Menyempatkan berdiskusi dengan para guru terkait kondisi para siswa dan sekolah, ia berjanji akan berkunjung kembali dengan membawa kejutan.