TARAKAN – Diduga dipukul saat jam pelajaran di dalam kelas, seorang murid SD bernama Muhammad Irwan (8) meninggal dunia karena mengalami pembengkakan di mata kiri. Meskipun tidak melapor ke polisi, keluarga korban mengharapkan kejadian seperti ini tidak terulang dikemudian hari.
Suasana duka masih menyelimuti rumah orang tua korban yang berada di RT 15 Kelurahan Karang Anyar, Selasa siang (5/11). Ibu dari almarhum, Susilowati mengatakan anaknya bercerita kepadanya bahwa dipukul oleh teman kelasnya. Saat sudah malam hari, dirinya lalu memberitahu suaminya yang kerja malam untuk mendatangi sekolah keesokan harinya.
“Dipukul gara-gara kursi yang rusak, itupun yang memindah bukan anak saya. Kejadiannya Agustus 2024 lalu sekitar tanggal 21, hari Rabu saat jam pelajaran. Dipukul pakai tangan, lalu mata anak saya berair lalu saya tanya, berceritalah dia kalau telah dipukul. Saya minta suami saya yang kerja malam untuk pergi ke sekolah besoknya, supaya tidak ada pemukulan lagi,” terangnya.
Sebenarnya keluarga korban sejak awal minta di mediasi oleh pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun hingga anaknya meninggal belum ada kesepakatan dengan keluarga pelaku pemukulan.
“Mata kiri anak saya bengkak, dan harus dioperasi untuk mengeluarkan darah beku dan nanah. Tidak tahunya sudah ada cairan yang naik ke kepala hingga ke otak. Sehingga di rujuk ke Surabaya untuk dilakukan operasi, tetapi biaya tidak ada. Butuh sekitar Rp20 juta untuk pergi ke Surabaya,” ungkapnya.
Sejak pertengahan bulan lalu, tepatnya pada Tanggal 16 Oktober korban koma di rumah sakit, karena belum ada biaya untuk ke Surabaya, hingga pada Selasa subuh (5/11) almarhum dinyatakan meninggal dunia.
“Dengan kejadian ini, sebagai pembelajaran bagi yang lainnya, semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini,” ucap Ibu almarhum.