TARAKAN – Setelah ditemukannya uang yang diduga palsu, pada dalam transaksi di sebuah pasar, kini Bank Indonesia (BI) masih melakukan identifikasi terhadap uang tersebut. Saat dikonfirmasi, Kepala Tim Implementasi SP PUR dan MI pada KPwBI Kaltara Dodi Hermawan menerangkan,
saat ini BI membutuhkan waktu maksimal 14 hari kerja untuk meyakinkan status temuan uang kertas tersebut.
“Kenapa mesti 14 hari, itu jumlah pengecekan maksimal uang kertas. Masing-masing kasus temuan uang yang kondisinya berbeda-beda sehingga dibutuhkan ketelitian untuk mengetahui status uang itu,”ujarnya, (31/5/2022).
Lanjutnya, selama ini temuan uang palsu di Kaltara tergolong minim dibandingkan dengan daerah di luar Kaltara. Hal itu memastikan peredaran uang palsu di Kaltara masih terkendali.
“Data temuan uang tidak asli di Kaltara sangat sedikit. Bank Indonesia memiliki kewenangan dalam menentukan keaslian uang rupiah sesuai amanat undang-undang di Indonesia,”tuturnya.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat bila menemukan uang yang diragukan keasliannya segera dilaporkan kepada pihak BI. Bagi masyarakat yang menyimpan, membelanjakan hingga mengedarkan uang palsu menurut aturan undang-undang yang berlaku akan mendapatkan ancaman hukuman pidana penjara selama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10 M, sehingga diharapkan tidak ada lagi yang berani mengedarkan uang palsu di tengah masyarakat.
“Kami siap melayani kalau ada yang bertanya tentang ciri-ciri uang rupiah. Jadi, dilarang menyimpan, membelanjakan, mengedarkan uang palsu, ada ancaman pidana,” tegasnya.