BULUNGAN – Meski Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) masih terhitung 8 bulan lagi tepatnya pada 27 November 2024 mendatang, namun bursa pencalonan bakal calon kepala daerah di Bulungan sudah mulai menjadi perbincangan hangat publik. Hal itu tidak terlepas dari beredarnya beberapa flayer politisi yang dipasangkan dengan politisi lainnya yang tersebar di media sosial menimbulkan beragam spekulasi dan isu yang berkembang di masyarakat.
Meski saat ini dinamika Pilkada Bulungan belum memunculkan pasangan calon yang pasti, namun beberapa nama kerap disebut-sebut bakal maju bertarung pada Pilkada Bulungan November mendatang. Selain imcumbent Syarwani, Datu Iman Suramenggala dan Mantan Ketua DPRD Kaltara Norhayati Andris. Nama Najamuddin kerap menjadi perbincangan hangat yang diyakini bakal bertarung pada kontestasi Pilkada Bulungan 2024.
Saat dikonfirmasi di salah satu warung Kopi (Warkop) di Kota Tarakan, Najamudin atau pria yang akrab disapa pak haji tersebut membantah jika dirinya bakal maju pada Pilkada Bulungan. Menurutnya, perbincangan Pilkada masih terlalu dini untuk dibahas dan dirinya masih terfokus pada keluarga. Namun demikian, ia menegaskan bukan tidak mungkin dirinya kembali maju jika masyarakat Bulungan menghendakinya. Menurutnya, dalam politik semua kemungkinan bisa saja terjadi.
“Kalau saat ini belum lah, saya belum terpikir ke arah sana (mendeklarasikan maju), saat ini saya masih fokus pada keluarga dan bisnis. Kita lihat perkembangan nanti seperti apa, belum terpikir kan bukan berarti tidak akan (maju), dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi,”jawabnya santai, Sabtu (9/3/2024).
Saat disinggung mengenai pandangannya terhadap kinerja Bupati Bulungan periode 2019-2024, ia menjelaskan jika kinerja kepemimpinan Syarwani cukup baik. Ia menerangkan hal itu dapat dilihat dari APBD Bulungan yang setiap tahunnya menunjukkan trend positif. Tercatat, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, APBD Bulungan mengalami kenaikan. Pada tahun 2022, APBD Bulungan sebesar Rp 1,02 triliun. Lalu, pada tahun 2023 mengalami kenaikan Rp 1,5 triliun. Pada tahun depan, menyentuh di angka Rp 1,9 triliun. Sehingga menurutnya hal itu merupakan capaian sangat baik untuk seorang kepala daerah.
“Saya kira sejauh ini kepemimpinan pak Syarwani cukup baik bisa kita lihat dari capaian APBD selama kepemimpinan beliau. Memang tidak ada pemimpin yang sempurna sebagai manusia, tapi beliau (Syarwani) sudah memberikan yang terbaik bagi Bulungan. Itu dari aspek APBD, di aspek yang lain beliau juga perlahan memberikan warna baru pada Bulungan misalnya perbaikan infrastruktur, Mendatangkan investor dan masih banyak lagi,”katanya.
“Kita patut mengapresiasi kinerja bapak Syarwani yang sudah memberi banyak kemajuan pada Bulungan, beliau layak kembali maju sebagai petahana. Dari segi parpol (Partai Politik) pun saya pikir beliau masih memiliki pengaruh besar karena Golkar menjadi salah satu partai yang memperoleh suara terbesar baik di Kaltara maupun Bulungan,”sambungnya.
Najamuddin menguraikan, sejauh ini Parpol Golkar memiliki elektabilitas dan reputasi sangat baik khususnya di Kabupaten Bulungan. Sehingga menurutnya hal tersebut menjadi modal besar bagi Syarwani untuk kembali maju menjadi Bulungan 01. Selain itu, ia berpandangan jika siapa pun yang nantinya menjadi pasangan Syarwani, tidak memiliki pengaruh besar terhadap perolehan suara. Mengingat nama besar seorang Syarwani saja, dinilai sudah cukup potensial meraup suara maksimal di Bulungan.
“Kalau saya lihat siapa pun yang nantinya berpasangan dengan beliau, tentu tidak begitu memiliki dampak besar. Karena nama Syarwani sudah sangat populer dan memiliki reputasi yang baik di masyarakat. Jadi menurut hemat saya, meski dia berpasangan dengan figur yang tidak terkenal sekali pun, saya pikir beliau tetap potensial mendapatkan suara maksimal,”tegas Najamuddin.
Saat ditanyakan terkait peluang figur lain, menurutnya meski petahana masih memiliki elektabilitas yang besar namun bukan berarti petahana mustahil dapat dikalahkan. Menurutnya, setiap politisi maupun figur memiliki strategi politiknya sendiri, dan setiap politisi selalu memiliki senjata yang bisa saja menampilkan kejutan dalam kontestasi politik. Sehingga kata dia, kontestasi bukan hanya berbicara aspek popularitas dan reputasi saja, melainkan strategi dalam memenangkan pertarungan politik.
“Untuk nama-nama yang menjadi perbincangan saya kira mereka juga memiliki peluang sama walaupun mungkin kelihatannya tidak diunggulkan. Tapi dalam politik kan kita tidak hanya melihat popularitas saja, tapi bagaimana strategi politik di perjalanannya. Semua Paslon kan memiliki tim, kita lihat sejauh mana timnya bisa menyampaikan gagasan dan visi-misi calonnya. Yang paling penting proses menjelang hari H, dan tentu ditentukan di dalam bilik suara. Makanya sejak awal saya bilang, dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi,”tutupnya.