TARAKAN – Adanya gerakan Kotak Kosong (Kokos) dalam kontestasi Pilkada Tarakan menimbulkan perhatian besar masyarakat. Apalagi belum lama ini gerakan tersebut mulai berani berkampanye secara terang-terangan Dengan memasang berbagai spanduk di beberapa lokasi strategis di Kota Tarakan. Melihat kondisi ini membuat Simpatisan Kharisma sekaligus mantan Ketua DPC Demokrat Bulungan, H Najamuddin turut menyoroti hal tersebut.
Saat dikonfirmasi, Najamuddin memandang kehadiran gerakan Kokos bukanlah murni sebuah gerakan kolektif masyarakat. Menurutnya gerakan kokos tidak lebih lahir dari sejumlah politisi tidak terakomodir kepentingan politiknya. Sehingga kata dia, jika gerakan kokos benar-benar murni menginginkan perubahan, maka tentunya gerakan ini mengusung calon walikota untuk disiapkan melawan Kharisma.
“Saya berpandangan, isu yang saat ini beredar terkait gerakan kokos ini bukanlah hal yang baru. Di setiap daerah yang hanya ada calon tunggal juga ada. Cuma selaku politisi, yang pernah Berkontestasi pada Pileg dan pilkada, saya melihat gerakan ini tidak lain dan tidak bukan berasal dari orang-orang yang secara kepentingan politiknya tidak terakomodir dengan baik,”ujarnya, (16/9/2024).
“Saya melihat gerakan kokos ini hanya dijalankan sekelompok oknum yang hasrat politiknya tidak terakomodir. Sehingga mereka mengklaim bahwa PJ dan gubernur mendukung kotak kosong. Tetapi ini adalah hoaks (tidak benar),”urainya.
“Sudah jelas pada awal September KPU sudah memperpanjang pendaftaran calon, kalau memang gerakan kokos ini serius ingin memperjuangkan masyarakat pasti mereka akan mengusung calon sendiri. Putusan MK telah mengatur baru dan partai politik yang tidak memiliki kursi di parlemen bisa mengusung dengan suara 7,5 persen sampai dengan 10 persen suara sah di setiap Kabupaten Kota dan provinsi. Kenapa mereka tidak mengusung calon saja kalau niatnya untuk perubahan,”sambungnya.
“Kemarin juga saya mendengar kotak kosong didukung PJ dan pak Gubernur, itu tidak benar. Narasi yang disampaikan bahwa kotak kosong didukung PJ walikota dan gubernur itu hoaks, tidak benar. PJ walikota seorang ASN tidak mengurus politik dan pak gubernur secara partai ketua DPD partai Gerindra Provinsi Kaltara menjadi wakil dokter Khairul. Kemarin juga beliau sudah mengintruksikan kepada simpatisannya untuk memenangkan Kharisma,”ungkapnya.
“Contoh, Ziap partainya mendukung Kharisma, Yes Partainya mendukung Kharisma, Sulton partai yang mendukung Kharisma. Jadi saya minta gerakan kokos agar tidak membuat gaduh di publik. Kalaulah kalian tidak mendukung silahkan, tapi jangan menyebarkan isu yang tidak benar. Apalagi membawa-bawa nama pejabat sekaligus calon untuk sendiri,”jelasnya.
Dikatakannya, seharusnya kehadiran gerakan kokos ini turut memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan mengajarkan masyarakat berpolitik secara santun. Namun demikian, ia tidak melihat adanya upaya itu pada gerakan tersebut. Kendati demikian, ia menilai saat ini masyarakat kaltara khususnya Kota Tarakan cukup cerdas sehingga ia meyakini jika Kharisma akan memenangkan di pilkada 2024.
“Saya hanya ingin menyampaikan kalau masyarakat kaltara sudah cerdas dan pada tanggal 27 November saya optimis 90 persen Kharisma akan menang. jika seluruh mesin partai bekerja dengan All out,”pungkasnya.