TARAKAN – Seorang pelaku berinisial SF berhasil diamankan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tarakan lantaran melakukan penebangan pohon di wilayah hutan kota. Melalui polisi hutan, pelaku berinisial SF diserahkan ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tarakan guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
SF pun langsung dilidik oleh pihak Satpol PP Tarakan sebelum akhirnya berkas pelimpahan perkara masuk ke Pengadilan Negeri Tarakan. Diketahui, kejadian ini terjadi pada Rabu, 8 Februari 2023 saat KPH melakukan patroli wilayah hutan kota Jalan Pantai Amal tepatnya di depan Kebun Anggrek.
“SF didapati tengah melakukan aktivitas penebangannya dan terdapat beberapa batang kayu sebagai alat bukti. Tidak menunggu waktu lama, polisi hutan pun langsung menyerahkan SF ke pihak Satpol PP. Saat dilakukan interogasi SF mengaku kayu itu akan ia gunakan untuk menjemur rumput laut di wilayah Binalatung,”ungkap KasatPol PP Tarakan, Hanip Matiksan.
Adapun Berkas pengajuan Tindak Pidana Ringan (Tipiring) diserahkan ke Pengadilan Negeri Tarakan pada Kamis, 9 Februari 2023.
Diketahui, SF merupakan warga Kelurahan Binalatung RT. 7 yang bekerja sebagai penjemur rumput laut. Ia menegaskan tindakan SF adalah pelanggaran Perda Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkuhan Hidup.
“Jadi setelah ada barang bukti dan orangnya dibawa ke Mako Satpol PP dan yang bersangkutan pro aktif juga. Dikenai sanksi juga sudah kemarin sesuai putusan Pengadilan. putusan pengadilan, SF dikenakan sanksi administrasi sebesar Rp750 ribu ditambah biaya perkara Rp5 ribu. Dalam hal ini peringatan tegas berlaku untuk SF yang nantinya jika mengulangi perbuatannya tidak adalagi administrasi melainkan kurungan badan,”katanya.
“Kan ini hutan kota atau hutan lindung. Sebenarnya teman kemarin ada beberapa tumpukan. Mungkin tidak hanya SF tapi ada yang lain dan sudah lari pastinya,”terangnya.
SF mengakj baru pertama kali mengambil kayu jenis dilindungi di wilayah hutan kota itu. Lanjut Hanip, masyarakat seharusnya menaati aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Apalagi, wilayah tersebut telah terdapat plang larangan aktivitas pada area yang dilindungi.
“Tahun lalu ada juga kasus penebangan, pelakunya lari, dia mengambil di wilayah Mangrove. Kalau ini di hutan kota. Dari barang bukti berupa kayu kami masih akan berkoordinasi dengan instansi terkait. Karena ini masih hutan kota jadi kita Tipiringkan. Kalau hutan lindung baru ke Polres,” pungkasnya.