TARAKAN – Tingginya inflasi transportasi di Kalimantan Utara tercermin dari Kota Tarakan yang mencapai 26,74 persen atau tepat berada di posisi kedua tertinggi di regional Kalimantan setelah Tanjung Selor. Apabila digabungkan, inflasi transportasi di Kaltara pada September 2022 mencapai 27,88 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, Slamet Romelan memaparkan, sumbangan inflasi terbesar di kelompok transportasi Kaltara adalah tarif angkutan udara. Kondisi yang terjadi saat ini dinilai bukan lagi sebagai kenaikan harga, melainkan pergantian harga.
“Khusus untuk tiket pesawat, bahkan bukan kenaikan harga, tapi ganti harga. Semenjak beberapa bulan terakhir, tiket pesawat sudah di posisi harga tertinggi terus, baik di Tarakan dan Tanjung Selor,” kata Slamet, belum lama ini.
Penumpang pesawat asal Kaltara juga tidak lagi bisa menjadikan bandara lain terdekat sebagai alternatif penerbangan. Mengingat harga yang dipatok melalui bandara tersebut juga tergolong tinggi.
“Biasanya kita ambil alternatif (harga lebih mruah) melalui bandara di Berau, tapi sekarang sama saja. Saya masih ingat waktu itu Tanjung Selor – Balikpapan bisa Rp800 ribu sampai Rp900 ribu, sedangkan dari Berau kita masih bisa dapat harga Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Tapi kalau sekarang selisihnya sekitar Rp40 ribu sampai Rp50 ribu saja,” paparnya.
“Kalau lewat Tarakan juga sama. Harga tiket dari Tanjung Selor itu sama dengan harga tiket dari Tarakan yang ditambah harga tiket speedboat dan ditambah harga taksi dari pelabuhan ke bandara,” kata Slamet menambahkan.
Slamet memprediksi tingginya inflasi transportasi di Kaltara karena adanya persaingan pasar yang tidak sehat. Khususnya dari sisi penyedia layanan transportasi yang beroperasi. Dimana jumlah maskapai yang beroperasi sangatlah minim.
“Sampai saat ini kami pun masih menunggu adanya penyedia layanan transportasi udara lain. Karena hasil diskusi dengan Kepala OPD di Kaltara, diinformasikan segera ada maskapai lain, tapi sampai sekarang kan belum,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pertemuan Slamet dengan Wakapolda Kaltara pada Agustus 2022, diketahui jika kenaikan harga tiket pesawat di Tanjung Selor mencapai 114 persen dibandingkan periode sama tahun 2021.
Sementara grafik kenaikan di Tarakan berada di level 56 persen. Kondisi ini mencerminkan tren inflasi yang meningkat tajam pada tahun 2022 ini.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kaltara, Panca Oktianti menambahkan, tingginya inflasi transportasi di Kaltara diperparah dengan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini menyebabkan kenaikan tarif angkutan transportasi di dalam kota maupun antarkota.
“Kenaikan harga BBM juga menyebabkan peningkatan inflasi transportasi. Dimana imbasnya adalah tarif penyedia transportasi di dalam kota maupun antar kota mengalami peningkatan,” jelasnya.