TARAKAN – Kantor Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara merilis perkembangan pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2021 dalam sebuah diskusi virtual yang menghadirkan beberapa stakeholder beberapa waktu lalu.
Dalam diskusi virtual, Bambang Irwanto, Deputi Kepala Perwakilan KPwBI Provinsi Kaltara Bambang Irwanto menerangkan, perkembangan perekonomian Kaltara terus menunjukan tren positif dalam upaya pemulihan ekonomi Kaltara di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Ada empat yang saya sampaikan, diantaranya, kondisi perekonomian global saat ini, kodisi perekonomian domestic, lalu kondisi perekonomian Kaltara, kemudian inflasi Oktober 2021 saat ini serta peran Bank Indonesia,”ungkapnya, (22/12/2021).
Bambang memaparkan, pada triwulan III tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kaltara kembali tumbuh tinggi sebesar 5,24 persen secara years on years (yoy). Dijelaskannya, perbaikan tersebut disebabkan oleh terus membaiknya kinerja lapangan usaha utama Kaltara seperti pertambangan, pertanian dan inustri pengolahan di tengah pemulihan ekonomi negara mitra dagang utama seperi Tiongkok dan US.
“Tren peningkatan harga komoditas masih berlanjut menjadi faktor juga utama membaiknya perekonomian Kaltara. Ekonomi Kaltara di triwulan III masih didominasi sektor primer yaitu pertambangan yang berorientasi ekspor sehingga ekonomi Kaltara sangat bergantung pada kondisi ekonomi global,”tukasnya.
Namun hal itu sejalan dengan berlanjutnya supercyle komoditas global dan terus membaiknya negara mitra dagang seperti Tiongkok dan AS, hal ini mampu meningkatkan perekonomian Kaltara pada triwulan ini.
“Pangsa ekonomi Kaltara berdasarkan lapangan usaha di antaranya adalah tambang yang menyumbang 26,4 persen, kemudian konstruksi menyumbang 13,9 persen, lalu ada perdagangan 12,6 persen, pertanian 16,6 persen dan lainnya sebesar 21,6 persen,”jelasnya.
Sementara itu, Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Tedy Arief Budiman menerangkan
pengeluaran di pangsa ekonomi Kaltara berdasarkan diantaranya pada net ekspor sebesar 48,7 persen, investasi sebesar 28,3 persen dan konsumsi RT 14,8 persen serta konsumsi pemerintah sebesar 7,1 persen.
“Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi global 2021 menjadi 5,7 persen dari perkiraan sebelumnya 5,8 persen. Itu melihat kinerja sejumlah indicator dini seperti Purcasing Manager Index (PMI), penjualan eceran dan keyakinan konsumen yang secara umum melambat pada September 202,”ucapnya.
“Kenaian volume perdagangan dunia dan harga komoditas terus berlanjut sehingga menopang prospek negara berkembang.
Pemulihan ekonomi dunia diperkirakan tetap berlanjut pada 2022 meskipun dampak gangguan rantai pasokan dan keterbatasan energi perlu tetap diwaspadai,”sambungnya.
Lebih lanjut, ia membebetkan secara domestik, pada triwulan III 2021, kinerja perekonomian diperkirakan terus membaik. Tentunya, hal Itu didukung kinerja ekspor maupun aktivitas konsumsi dan investasi yang kembali meningkat sejalan pelonggaran pembatasan mobilitas.
“Adapun lapangan usaha, kinerja LU pengolahan pertambangan, perdagangan serta informasi dan komunikasi tumbuh tinggi. Hingga Oktober 2021, perbaikan ekonomi tercermin pada perkembangan indicator dini seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS serta ekspor,”tutupnya.