TARAKAN – Maraknya praktek judi togel, sabung ayam hingga prostitusi jadi perhatian Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam dan Forum Takmir Masjid di Tarakan.
Ketua Pelaksana Baznas Tarakan, H. Syamsi Sarman dalam keterangan persnya di Baznas Tarakan mengatakan, setidaknya ada 25 Ormas Islam dan puluhan Takmir Masjid di Tarakan yang menyoroti maraknya akivitas kemaksiyatan kembali beroperasi. “Hal ini jadi perhatian kami bersama, karena kita ketahui banyak aktivitas kemaksiyatan di Tarakan yang beroperasi lagi,” kata Syamsi Sarman, (23/01/2021)) .

Dan lebih memprihatinkan lagi, dijelaskan Syamsi Sarman, praktek kemaksiyatan ini sudah secara terbuka, bahkan ada yang melakukannya di pusat kota Tarakan.”Contoh judi togel ada tersebar di Kelurahan Karang Balik, Sebengkok, Pamusian dan lainnya yang dapat dilihat secara kasat mata,” terang Syamsi Sarman.
Begitu juga dengan judi sabung ayam di Binalatung dan Juata, lanjut Syamsi Sarman, kegiatan ini bisa dilihat masyarakat yang melintas. Termaksud, kegiatan prostitusi yang banyak menggunakan lokasi perhotelan. “Padahal sabung ayam dan prostitusi sudah pernah dibubarkan disaksikan MUI, tapi kenapa prakteknya masih ada dan secara terbuka,” tanya Syamsi Sarman.
Syamsi Sarman memastikan, keluhan Ormas Islam dan Forum Takmir Masjid di Tarakan ini akan disampaikan ke Wali Kota, DPRD dan Polres Tarakan agar segera menindaklanjuti permasalahan ini. “Banyak judi togel di Tarakan menggunakan modus warung kopi, dari pemerintahan kita minta tinjau ulang perizinannya, kalau dari kepolisian terkait penindakannya,” pungkasnya.
Selain itu meminta pihak terkait di Tarakan untuk segera menindaklanjuti masalah ini, Syamsi Sarman juga menuturkan, para Ormas Islam dan Forum Takmir Masjid di Tarakan akan membawa masalah ini ke Polda dan Gubernur Kaltara.
Secara Terpisah, Ketua MUI Tarakan, Anas Nurddin menambahkan, praktek kemaksiyatan yang marak terjadi di Tarakan harus ditanggapi dengan sigap. Pasalnya, kegiatan tersebut sangat meresahkan masyarakat Tarakan.”Pihak terkait harus cepat tanggap, jangan sampai Ormas Islam yang bubarkan, kalau itu terjadi pasti timbul gesekan antar umat jadi hal ini yang mau kita hindari,” tegasnya.

Khusus prostitusi, Anas pun mempertanyakan, kenapa prakteknya kembali marak, baik dilokalisasi Sei Bengawan mau pun yang menggunakan jasa perhotelan. Sedangkan, Sei Bengawan sudah ditutup dan pekerjanya sudah banyak dipulangkan. “Kalau seperti ini, apa gunanya kami menggalang dana untuk memulangkan para pekerja sek komersil (PSK) beberapa waktu lalu, tapi kenyataannya masih ada juga beroperasi,” sesal Anas. (Hm)