Tanjung Palas- Peringatan hari perkebunan nasional ke-64 berlangsung secara khikmat. Di hadiri Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal A Paliwang yang dalam hal ini diwakili oleh Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Kaltara, Udau Robinson serta Bupati Bulungan, Syarwani secara daring dari Desa Antutan sementara acara berlangsung dan berpusat di Prapat, Sumatra Utara, Jumat (10/12).
Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin membuka langsung acara tersebut serta Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo turut memberikan arahan agar seluruh daerah di Indonesia terus mengembangkan sektor pertanian dan komoditas ekspor khususnya pertanian yang memiliki tren positif menopang pendapatan negara di tengah masa pandemi yang mengguncang ekonomi global.
“Sebab, perkebunan dan pertanian kita punya keunggulan. Hal ini terbukti selama pandemi covid-19 hanya sektor pertanian yang mampu bertahan dan tumbuh positif,” ungkap Mentan.
Dalam kesempatan tersebut Syahrul meminta daerah untuk mengembangkan komoditas perkebunan unggulannya agar di ekspor.
“Seluruh daerah tidak boleh tidak ekspor,” tegasnya.
Menanggapi arahan tersebut, Syarwani mengungkapkan ini merupakan momentum yang luar biasa bagi Provinsi Kaltara khususnya Kabupaten Bulungan melalui program Kementerian Pertanian telah berkomitmen membudidayakan komoditas kakao dan lada.
“Selama tiga tahun ke depan (2022-2024), masing-masing seluas 1000 hektar. Ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan sektor perkebunan lada dan bidang coklat atau kakao ini,” jelasnya.
Terkait ekspor komoditas dirinya mengakui banyak komoditas yang bisa diunggulkan, namun untuk menjalankan hal tersebut harus ada ketersediaan, keberlanjutan serta kualitas produksi pada satu komoditas.
“Hal-hal itu harus kita perhatikan sesuai dengan standar ekspor untuk bisa menembus pasar internasional. Untuk sementara kita targetkan swasembada di tingkat lokal dengan tetap merencanakan dalam rangka peningkatan dan pengembangan komoditas unggulan untuk diekspor, melihat letak strategis Kaltara sebagai beranda Indonesia ke dunia internasional dengan jaminan kita persiapkan dulu pra syarat yang untuk kita bisa menuju ekspor tersebut,” ujar Syarwani.
Hilirisasi produk juga menjadi fokus, tidak hanya memproduksi barang mentah namun juga mengolahnya menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk meningkatkan nilai jual produk ketika menembus pasar domestik dan internasional.
“Sisi hilirisasi ini tidak hanya tanggungjawab dinas pertanian baik provinsi maupun kabupaten, perlu di integrasikan seluruh opd-opd agar bisa menjawab persoalan para petani maupun pekebun kita hari ini. Contoh yang ada di Sajau kita tidak hanya sibuk memproduksi gabah ditempat yang sama kita melakukan pengeringan bahkan pengemasan, kebijakan yang saya buat untuk mendukung petani Kaltara khususnya Bulungan kita wajibkan ASN Bulungan membeli 10 kilogram beras lokal,” jelasnya