TARAKAN – Sejak langkanya minyak goreng dalam beberapa pekan ini membuat sebagian besar toko mengalami kekosongan stok minyak goreng. Dengan kondisi tersebut membuat masyarakat kesulitan harus mencari minyak goreng di semua tempat. Selain itu outlet-outlet mini market pun tak luput mengalami hal serupa.
Saat dikonfirmasi, Sriwati salah satu pemilik kios sembako menerangkan, sejak kelangkaan minyak goreng terjadi, dirinya kedatangan pembeli yang memborong minyak goreng. Sehingga saat ini pihaknya juga belum bisa mendatangkan stok minyak goreng.
“Beberapa hari lalu banyak yang borong. Beli 1 kardus 2 kardus jadi sekarang habis. Mau datangkan info dari produsen baru sampai 2 minggu ke depan,”ujarnya, (21/01/2022).
Diakuinya, harga seragam Rp 14 ribu ini berlaku sampai enam bulan. Sehingga menurutnya sebenarnya tidak perlu diborong dalam satu hari. Karena menurutnya, masih banyak masyarakat lainnya yang membutuhkan.
“Dalam sehari habis ratusan kemasan. Perkiraan 300 kemasan per hari sebelum adanya penerapan subsidi satu harga ini.
Sebenarnya pengirimannya agak lama dua minggu sekali. Kalau stok habis maka nunggu agak lama,” jelasnya.
Diketahui, sebelumnya Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mengatakan, salah satu penyebab alasan minyak goreng naik lantaran saat ini pasar global sedang mengalami kekurangan pasokan minyak nabati (oils) dan minyak hewani (fats) karena efek dari pandemi. Dijelaskannya di tahun 2020 saja, produksi jenis oils dan fats telah menurun sebanyak 266.000 ton. Hal ini juga serupa di tahun 2021.
“pandemi ini membuat suasana lapangan produksi semua serba tak jelas. Produksi minyak nabati dan minyak hewani semua menurun dibandingkan dengan produksi di tahun sebelum adanya pandemi. Initnya, seperti hukum ekonomi, dimana antara supply dan demand terjadi kepincangan maka pasokan dunia sangat berkurang,”pungkasnya.