TARAKAN – Meski pandemi covid-19 telah melandai, namun umat Konghucu di Tarakan tetap membatasi interaksi dalam perayaan imlek tahun ini. Hal itu disampaikan langsung oleh Kata Ketua Majelis Tinggi Konghucu Tarakan, Ayi Diyanto saat ditemui.
Dijelasakannya, jika sebelum pandemi ada perayaan Barongsai, tahun ini sama seperti tahun lalu, tidak ada perayaan Barongsai yang terpusat di satu lokasi.
“Kami sudah mengeluarkan instruksi agar perayaan Tahun Baru Imlek di 2022 ini digelar sederhana. Tahun ini ibadah hanya dihadiri 50 persen jemaah umat Konghucu yang ada di Tarakan,”katanya, (02/01/2022).
Dijelaskannya, Ibadah sembahyang dilakukan malam tadi selesai sekitar pukul 23.59 WITA. Makna Imlek di tahun ini di negara China itu kata Koko Ayi, masuk waktu musim semi. Dalam arti luas menyambut tahun kegembiraan. Walaupun masih kondisi pandemic Covid-19, tetap harus disambut gembira.
“Perayaannya sederhana dan terbatas. Dari ibadah semalam 50 persen. Total umat di Tarakan kurang lebih 600 orang. Untuk perayaan kami batasi separuh yang datang kebaktian,” ujarnya.
“Tahun ini masih tidak ada open house. Sama seperti 2020 dan 2021 kemarin sudah tidak ada open house. Cuma dibatasi untuk keluarga. Antara keluarga tahun kemarin pun belum ada berkunjung,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Kaltara.
Tahun ini shio macan air. Ia memaknai memang termasuk kuat. Air bisa mengimbangi dengan ketenangan.
Dalam hal ini kata Koko Ayi, macan dikenal dengan kekuatannya, keberaniannya dan kemampuan melakukan sesuatu hal yang besar. Kemudian air diperlambangkan tahun ini menggambarkan kepekaan atau keterbukaan terhadap perubahan.
“Macan air juga melambangkan kekayaan, kelimpahan dan kemakmuran. Sehingga pada tahun macan air ini, diharapkan adanya kelimpahan kebaikan dan kekuatan untuk berubah. Terutama dalam segi kesehatan dan semangat menjalani hidup,” ujar Koko Ayi.