TARAKAN – Mantan Pj Wali Kota Tarakan Bustan kepada RRI menyampaikan, persoalan kualitas air PDAM Tirta Alam Tarakan tidak hanya dialami saat dirinya menjabat sebagai PJ Wali Kota Tarakan. Hal ini juga, menjawab polemik Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Rencana Bisnis (Renbis) 2025 PDAM yang dituduhkan ke dirinya.
“Yang jelas, tulis saja sebelum saya jadi PJ air sudah keruh, sudah hitam, saya juga warga Tarakan, jangan kesalahan kita, ditimpakan ke orang”, terang Bustan., saat menjadi Asisten Dua (Asda) Pemprov Kaltara, pihaknya pernah mengumpulkan semua Direktur PDAM se-Kaltara untuk bersilaturahmi.
“Saya pernah rapat bersama seluruh Direktur PDAM se-Kaltara, saat itu saya bertanya ke pak Iwan, pak Direktur saya warga Tarakan, saya cuma menyampaikan amanah anak saya yang cowok, ‘pak saya mau sikat gigi, tetapi kenapa airnya hitam’, nah saya tinggal di Tarakan Square, saya KTP Tarakan kan”, sambungnya.
Bustan menekankan, sebelum menjabat Pj Tarakan, masyarakat bisa menilai kualitas air PDAM Tarakan.
“Kadang hitam, kadang keruh, dan kadang jernih bahkan kadang juga mati dua hari lalu begitu, saya tidak mau menyalahkan saya hanya menyampaikan sesuai data dan fakta”, tambahnya.
Ditanyakan mengenai RKA dan Renbis PDAM Tarakan yang tidak ditandatangani. Ia menyampaikan, pada kenyataannya PDAM tetap berjalan meski tidak ditandatangani.
“Tidak perlu menyalahkan PJ dengan tandatangan, buktinya dia (red: PDAM) jalan saja kan, meski renbisnya tidak ditangani, aktifitas kan tetap jalan, ada saja kegiatan, infonya kan begitu kan, tetap jalan”, bebernya.
Untuk lebih lanjut, kata Bustan, bisa ditanyakan langsung ke pihak Kabag Ekonomi Tarakan, mengenai dokumen-dokumen RKA dan Renbis.
“Sudah saya dispo jelas, tanggal 20 Desember, begitu surat masuk, saya langsung dispo, saya tidak tahu tindak lanjutnya kan ”, pungkas Bustan.
Petugas PDAM Tarakan saat mengecek kualitas air di rumah mantan Pj Wali Kota Tarakan. (Foto : Screenshot Humas PDAM Tarakan)
Dikonfirmasi terpisah, mengenai aduan lama soal air keruh, Direktur PDAM Tarakan Iwan Setiawan menyampaikan, air keruh disebabkan karena ada 3 faktor yakni, pertama saat mati PLN, kedua adanya perbaikan pipa bocor dan ketiga adanya perbaikan instalasi pengelolaan air.
“Saat saya dikonfirmasi wartawan, ada mas Ichal, saya pengen memastikan kembali apakah di rumah pak Bustan masih keruh atau hitam, jadi saya turunkan petugas ke lapangan untuk mengecek langsung”, terang Iwan.
“Alhamdulillah, ternyata jernih, kalau tadi keruh atau hitam, kita langsung cari solusi dan formulasinya, karena tiap-tiap daerah pelanggan PDAM, berbeda penanganan dan masalahnya”, sambungnya.