TARAKAN – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan dr Devi Ika Indriarti M.Kes menerangkan, saat ini Dinkes Tarakan menemukan 66 kasus HIV sejak Januari hingga Juli tahun 2024. Kasus baru tersebut ditemukan usai dilakukan pemeriksaan 7.486 sampel se-Kaltara.
“Sejak Januari hingga Juli kami menemukan 66 Kasus HIV baru. Tapi angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 sebanyak 108 kasus dari pemeriksaan 12.704 sampel.
kasus HIV di Tarakan ini sudah dikenal fenomena gunung es. Dimungkinkan masih banyak yang belum ditemukan. Oleh karena itu bagi yang positif HIV tentu dilakukan penanganan melalui pengobatan,”ujarnya, (26/9/2024).
“Ini tidak terlepas dari pergaulan bebas, seperti seks bebas, narkoba dan prostitusi. Pergaulan bebas merupakan faktor terbesar penularan HIV Aids. Kalau bicara penularan, asal tidak berperilaku seks menyimpang. Maka dimulai memperbaiki dari diri. Jangan berganti-ganti pasangan, jangan lelaki suka lelaki, jangan pakai jarum suntik,”sambungnya.
Dikatakannya, saat ini masyarakat yang ingin melakukan pengecekan atau tes HIV tentu harus dilakukan konseling terlebih dahulu apakah bersedia diperiksa. Ia memastikan pihaknya akan menjaga kerahasian masyarakat yang terditeksi mengindap HIV. Sehingga dikatakannya masyarakat yang mengalami gejala kesehatan yang diduga mirip Aids dapat segera memeriksa ke Faskes pemerintah. Ia pun juga menjamin pemeriksaan tidak dipungut biaya.
“Pemerintah menjamin, identitasnya penderita akan dijaga. Karena stigma di masyarakat untuk mereka yang tertular virus HIV masih ada yang sulit menerima. Meski sebagian sudah mengetahui cara kerja penularan, tapi tetap saja ODHA masih sering dihindari bahkan Mendapatkan perlakuan tidak baik” tukasnya.