TARAKAN – Sebagai daerah penghasil sumber daya perikanan di Kaltara, Kota Tarakan berkontribusi penting dalam menyediakan kebutuhan ekspor untuk luar negeri salah satunya Komoditi rumput laut. Sehingga tidak mengherankan jika Tarakan pertanian rumput laut cukup banyak menghiasi perairan di pantai Tarakan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran di Dinas Perikanan Tarakan, Husna Ersant Dirgantara menerangkan, saat ini tercatat produksi rumput laut mencapai 32 ton per tahun dalam kondisi kering atau rata-rata penjualan 3.000 – 3.500 ton per bulan. Dengan hasil produksi itu, sehingga di tahun ini Pemkot Tarakan telah dalam proses melakukan pembangunan resi gudang rumput laut, di Binalatung, Kelurahan Pantai Amal guna memaksimalkan harga jual rumput laut.
“Insya Allah pembangunan Sistem rlResi Gudang tahun ini sudah berproses. Fungsi resi gudang untuk tunda jual, dimana rumput laut dari petani akan dibeli dan disimpan di resi gudang. Setelah harganya naik baru dikeluarkan. Ini khusus gudang saja sama ada penjemuran,” ujarnya, Senin (12/6).
“Kalau untuk kapasitasnya mampu menampung 40 ton rumput laut. Sedangkan, produksi rumput laut Tarakan pertahun mencapai 32 ton. Untuk kapasitas kering bisa dimuat 3-4 kontainer sekalian jalan,” tandasnya.
Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan, sistem resi gudang ini juga berfungsi sebagai tempat penjemuran hasil panen rumput laut yang biasanya menggunakan sistem gantung dan digelar pada lahan khusus. Sehingga setelah rampungnya sistem resi gudang maka sistem resi sekaligus bisa menjadi tempat penjemuran.
“Jadi nanti itu penampungan hasil panen, melibatkan perbankan pembayarannya. Jadi nanti pembudidaya itu menjual dengan harga pasar. Saat harga naik baru dilepas (dijual). Dengan adanya resi gudang, harga jual diharapkan bisa lebih baik, sedangkan pengelolaan tetap bisa dilakukan oleh koperasi. Kalau untuk pembangunan ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,” katanya.