TARAKAN – Miris melihat kondisi Pasar Gusher Tarakan saat ini, terutama di bagian penjualan pakaian.
Pasar yang dulunya ramai dan menjadi salah satu ikon Kota Tarakan ini, kini terlihat sepi pengunjung.
Bahkan dari pantauan di lapangan, banyak pedagang yang memilih menutup kiosnya.
Hanya ada beberapa pedagang yang masih membuka kiosnya karena tidak punya pilihan usaha lain.
Salah satu pedagang pakaian yang masih bertahan, Hj. Nawa mengakui kondisi saat ini sepi pembeli. Omset penjualannya pun tidak lagi menentu. Terkadang ada didapat, terkadang juga tidak ada.
“Kita berjualan ini kadang dapat, besoknya tidak ada, besoknya lagi tidak ada, seperti itu, sangking sepinya. Kalau dulu akan selalu ada. Tapi selama bebeberapa bulan ini, atau dalam dua tahun terakhir sepi,” ujar Hj. Nawa, Rabu (7/5/2025).
Kondisi ini membuatnya kesulitan membayar sewa kios. Karena omset yang masuk saat ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan untuk modal belanja pakaian lagi, tidak cukup.
Bersyukur pihak pengelola Pasar Gusher memberi keringanan dengan menurunkan sewa kios dari Rp 15 juta pertahun, kini hanya diberi Rp 5 juta pertahun.
Ia berharap ada terobosan dari pihak pengelola pasar untuk menarik lagi minat masyarakat Tarakan berbelanja di Pasar Gusher. Karena ia menilai kondisi Pasar Gusher saat ini seperti tidak bergairah.