TARAKAN – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Tarakan Elang Buana mengakui, saat ini terjadi gejolak harga di pasaran. Namun ja menegaskan jika kenaikan itu tidak terjadi signifikan. Dikatakannya, adanya kenaikan lantaran adanya ketidakstabilan iklim pada wilayah produksi beras sehingga hal tersebut mempengaruhi harga besar di pasar.
“Saat ini, produksi beras kita mengalami penurunan. Ini dikarenakan di beberapa daerah mengalami kekeringan, seperti di Sulawesi dan Pulau Jawa. Dengan terjadi inilah yang menyebabkan lanjutnya terjadi kenaikan harga beras. Produksi turun dan kedua, biaya produksi mengalami kenaikan,”katanya.
“Pemerintah pusat saat ini sedang mengupayakan impor beras dari Thailand dan Vietnam. Dan ini sudah datang dan sudah dapat semua. Tarakan juga sudah datang dan memenuhi untuk tiga bulan ke depan di Bulog. Sebenarnya yang terjadi saat ini karena harga psikologis. Ada yang di kisaran Rp 11.500 dan Rp12 ribu dijualkan namun banyak masyarakat membeli bukan dari Pasokan dan Harga Pasar (SPHP). SPHP adalah Stabilitasisasi,”sambungnya.
Dikatakannya, impor beras harus dilakukan guna memenuhi kebutuhan beras masyarakat. Ia memastikan jika jenis beras impor memiliki kualitas tinggi dan baik. Sehingga kata dia masyarakat tidak perlu ragu untuk mengonsumsi beras impor.
“Pasokan beras kita semakin menulis di gudang bulog. Untuk Tarakan membutuhkan 62 ton per hari. Artinya perbulan kurang lebih kebutuhan konsumsi beras di Tarakan mencapai 1.900 ton per bulannya. Dari total itu ada beberapa distributor kita punya. Ada Bulog, ada patraniaga, ada banyak distributor lokal baik swasta dan BUMN,”terangnya.
Adapun terkait adanya kenaikan, ia menerangkan jika saat terdapat banyak pilihan merk beras yang dapat dibeli masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat bisa memilih variasi merk dalam menyesuaikan kemampuan. Lanjutnya, saat ini harga beras berbagai merk cukup bervariasi dengan kondisi tersebut cukup memungkinkan masyarakat memilih opsi menyesuaikan kemampuan.
“Untuk persoalan harga sendiri terus mengalami kenaikan tapi kalau stoknya masih cukup. Bulog sudah menggelontorkan beberapa merek.Ada beras medium dan premium. Harga dan kualitas tidak kalah. Kalau ditanya berapa lama, tidak lama karena kan nanti ada banyak panen. Kan di Jawa sekarang sudah mulai pada menanam dan tiga bulan kemudian November nanti panen akhir bulan,”lanjutnya.
“Kalau beras, faktor harga naik diketahui memang produksi nasional turun dan kemarin ditarget 35 juta ton beras dan kemarin sudah dipanggil kepala dinas provinsi koordinasi dengan pusat dan dilaksanakan verifikasi kelemahannya apa. Salah satunya faktor apa, kenapa produksi turun. Salah satunya memang dampak El Nino,”tandasnya.